Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Ads 468x60px

http://hunianpengetahuan.blogspot.com/

Social Icons

Featured Posts

RSS

Figuran di Kursi Penguasa

http://i375.photobucket.com/albums/oo192/wahyukokkang/karikatur%20clekit/Clekit-Mar0309.jpg 
 
Satire
-

Prihatin memang prihatin kalau prihatin
Mencari topeng untuk menutup isin
Demi muka yang hilang tertiup angin
masuk kedalam minuman murahan tajin
menyakiti dengan duri berbentuk cincin
 -
Mengobral kursi untuk bajingan klesotan
Mengais tujuan iblis berjas
Mencari gerbang keselamatan
Dari demonstrasi bintang buas
-
Kami mencari kebenaran
Bukan bumbu ketenaran
Yang hanya mengandalkan perasaan
Untuk meraih pujian
-
Kacamata boleh buram
Kicauan protes boleh bungkam
Amarah membabi buta boleh padam
Namun debu mahkota tidak boleh diam
Mengubah nusantara yang muram
-
Guntur tidak mau bersuara
Walaupun diberi mutiara
Karena api bukan bara
yang membakar cemara
-
Kursi penguasa bukan untuk diratapi
Demi mencari sebuah simpati
Dari hati yang sudah mati
Akibat janji palsu basi
Kursimu tak akan abadi
Dan tak pernah membalas budi
Karena kau tak pernah mengabdi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mencari Pengganti Rahwana

 

Satire
Memilih atau dipilih
Memang tidak ada yang memilih
Karena kau sering bermain kasih
Hingga muncul sebuah benih
-
Kebencian…
Mereka menghormati kantong busuk
Dengan segudang bulir lisan terkutuk
Berusaha untuk membujuk
Anjing yang mau mebungkuk
Dihadapanmu…
-
Kerumunan melihat moral yang terbunuh
Berusaha uluran dusta menyentuh
Alunan nada kepedihan bergemuruh
Membentuk jutaan koloni musuh
-
Rakyat bukan boneka budak
Yang engkau permainkan diatas pundak
Bahkan kau jadikan layaknya barak
seperti alat perang…
-
Setiap tahun kami memilih
para pebisnis istana
yang membentuk jaringan rasa perih
saat rakyat sedang merana
kau tak lebih dari bencana…
-
Meraih tapi tak meraih
Dalam sendu penghabisan buih
Menguap diatas gumpalan sedih
Tersusun rapi dengan tumpukan kertas putih
Menggapai fitnah…
-
Pejabat hanya merambat
Menunaikan tugas dengan sambat
sebagai dalang permainan bejat
Melihat Kewajiban hanya pemberat
-
Karena dinding kepercayaan sudah runtuh
Dihancurkan oleh pilihan kita sendiri
Siapa lagi jika bukan Rahwana…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tarian Dusta

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/tarian-sufi-ilustrasi-_120613213844-289.jpg 
 
Satire
Tik…Tok…Tak…
Selendang mulai berdendang
Kerumunan rakyat mulai menggelandang
Mendengarkan rintikan dendam meradang
Demi mencari secuil sandang
Dalam ketukan tangisan gendang
-
Kebaya hijau mencincing muram
Dikenakan menuntut bungkam
Membeku membentuk makam
Walaupun padi sudah haram
Biarkan tusukan konde terpendam
Merajut kebenaran saat merajam
-
Teriakan tidak mau menggulung
Kebahagiaan yang mulai termenung
Bahkan berita kematian tak membawa murung
Disaat harapan menjadi patung
-
Seruling jahanam mulai berkeliling
Mencari alkohol dalam jutaan puing
Bahkan parlemen mulai pusing
Menghadapi runtuhan dusta diujung pancing
-
Penari tapi tak bisa menari
Mengapa harus menari
Jika lagu tak mengiringi
Penantian penari yang membanjiri
Alunan dusta…
-
Yang penting menari sajalah
Walaupun tinta mengatakan salah
Bahkan tai ayam mulai menelaah
Kekuasaan wakil rakyat meranggas kalah
Saat fakta merekah
Menampilkan sesosok sampah
-
Kami sudah terbiasa
Melihat bayi dalam buaian binasa
Karena amarah masa
Saat menggapai asa
-
Menari…
Bukan penari
Yang sedang menari
-
Diatas sendu dusta…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Topeng Hambalang










 
Satire
-
Mencari gundukan topeng
Diatas tanah yang menggeleng
Berharap ada berlian diatas genteng
Hanya menemui asa melenceng
-
Kasus didalam usus
Mencerai berai rantai kebenaran
Berusaha menyelami seni memutus
Disaat busa memberikan saran
-
Hambalang itu nama proyek dan tempat
Pernahkah kita mendengar kata sempat
Sempat korupsi
Sempat kolusi
sempat berkata basi
-
Topeng bukan alat penutup
Disaat genangan cacian  meletup
Merantai fitnah dengan santai
Mengumbar lalat di keindahan pantai
-
Jeruji besi sudang sering menanti
Iblis dalam kandungan bumi
Mengharap para pemburu mati
Tenggelam dalam regulasi sunyi
-
Telur itu menggenang di alam jagat raya
Tepat diatas pemilik kacamata saat setelah ditanya para pemburu
Menuai memanen kontra
-
Monas sudah menolak pandangan
Ternyata bukan satu sen
Namun ribuan sen
-
Topeng tidak dijual
Tetapi diciptakan oleh para tikus
Berlari terpontang panting sibuk membual
Sibuk mencari alasan sebagai bungkus
-
Satu sen bukan untuk digantung
Bukan juga untuk disanjung
Mencari bara dalam genangan air dalam putung
Biarkan kau segera digantung
-
Oh topeng…
Janganlah kau mau diperalat
Oleh buaian ribuan banteng
Berusaha mencari butiran kesalahan
Saat Hambalang mulai diproses

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengapa Negaraku Melarang Beribadah

 

Satire
-
Salahkah jika manusia menghadap Tuhan
Meraih puncak kemuliaan
Agar tidak disebut makhluk murahan
Dengan meninggalkan semua kesalahan
-
Aku percaya padamu
Namun pelacur atas nama agama melarang saudaraku
Terbang menyebarkan serbuk menambah malu
Mereka merubah bisa mematikan menjadi madu
-
Kemurnian saudaraku menghadap Sang Pencipta
Dirusak oleh sorban tak paham tentang agama
Jika ditanya apa penyebabnya, dia hanya malu merah merona
Badan tak berguna selalu menjadi buaya
-
Marah tak terkendalikan layaknya babi yang mengamuk
Mereka bilang tuhan cinta damai
Rumah Pengendali Alam tidak pernah batuk
Melindungi umat kesepian dalam gempita ramai
-
Rumah sang Pencipta dirantai
Memaksa saudara kami berada diluar
Merintih diatas duri kesedihan abadi
Semoga Sang Pemberi Peringatan segera membayar
Orang yang merusak nilai agama dan telah menciderai
-
Batu nisan sudah lama bunting
Dalam rayuan pembangkang sinting
Suasana terus menerus genting
Mayoritas dianggap penting
-
Tuhan menyuruh beribadah, manusia melarangnya
Perasaan saudara selalu diselimuti rasa merana
Sedih mendengarkan teriakan pena
Tidak dianggap oleh pemimpin fana
-
Negaraku dikenal pemilik pancasila
Tetapi sudah sering tidak dilaksanakan
Karena bukan untuk menyelesaikan semua bala
Melainkan kelu dengan nada tangga pintaan
-
Rumah Tuhan dibakar
Saudara kami dilarang beribadah
Pemimpin tidak menyelesaikan namun seperti saudagar
Tidak pernah mau mengalah
Mencari untung pecahan tembikar
-
Siapa yang seharusnya disalahkan
Negaraku atau agama cetakan
Pedoman hidup sudah mulai dilupakan
Ingatlah para pemakai sorban
Pemberi Rahmat dan Ridho mengajarkan
 لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Demi Konvensi Bayangan

 





 
-
 
Satire
-
Sesosok intelektual mulai terpana
Pada sebuah konvensi orang kaya
Meninggalkan kepastian demi jabatan maya
Menggoda membujuk partai penguasa
-
Fumigan mulai ditugasi
Bantahan berlagak frekuensi
Menjadi orang terpandang bak hipui
Walaupun penguasa belum tentu dihormati
-
Para itik mulai bertanya bingung
Orang nomor satu perdagangan tersinggung
Berjalan mundur ke bawah panggung
Semoga saja calon RI 1 tidak tersandung
-
Bulir padi menengadah mengharap ilham
Sedangkan petani bermain saham
Mengotak-atik membalik paham
Biar guncangan insinuasi mulai padam
-
Bintang kuning didepan warna murka
Merajai suapan para jalama
Para pebisnis sudah sering bermain mata
Payung tak mampu menggempur bata

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hujan Masalah


Dihujani Konflik



            Hai sobat, berjumpa sama gue lagi di hunian pengetahuan, baru pertama kali masuk categories whisper zone  ini?  Apakah mungkin beberapa pembaca agak sedikit kaget? di zone ini, gue lebih nyantai bahasanya enggak kayak di zona pengetahuan lain yang formal banget gitu bahasanya dan enggak  membahas tentang analisis disini. Oh iya gue di zona ini ingin membahas seputar beberapa hal yang ada kaitannya dengan rutinitas ataupun kata mutiara yang bener-bener gue rasakan.

            Saat kita dihadapi suatu masalah tapi bingung gitu gimana menyelesaikannya? Enaknya ngapain ya? Tidur? Ambil aja kantong plastik masukin masalahnya kedalem, dibuang, bereskan? * Gubrak.com, enggak gitu, maksud gue gini lo sobat, banyak banget rutinitas kita, entah itu di rumah, sekolah, ataupun di lingkungan sosial kita. ya, kalau masalahnya dateng satu-satu sih enggak papa, tapi kalau semuanya barengan dateng, rame pula kayak antri di pom bensin gimana? Hadeh… enggak bisa bayangin. Memang sih, hidup ini penuh kejutan tapi gimana gitu rasanya kalau ada masalah tapi enggak tau dari mana kita bisa menyelesaikan masalahnya, okay gini nih singkat ceritanya, apa yang loe rasakan kalau menghadapi suatu problem kayak gini:

Pagi-pagi bangun, pertama kali yang kedengeran di indra pendengaran itu omelan dari nyokap, “ harus belajar,  inget tugas.” Konflik batin langsung nyerang, kita mikir di pikiran kayak gini sambil lihat embun pagi, “Pusing banget, gue udah belajar masih aja diomelin, anak se gede ini tau kok kewajibannya apa, ngrasa kayak enggak dipercaya gini gue, padahal udah jelas lo pengennya gue tuh bahagiain ortu, tapi enggak usah dikomando kayak latihan baris berbaris juga udah tau kok. Bisikan hati dateng sambil bilang, “ Lakukan apa yang terbaik buat hari ini, buktikan kepada dunia jika kamu sangat berarti.”

Enggak cukup di rumah, di sekolah temen yang paling kita percaya menyudutkan dengan berbagai ragam cara, entah itu tidak sesuai dengan keinginannyalah, apa itu enggak mau dikalahinlah, tau enggak? Kita tu sebagai sahabat pasti melakukan yang terbaik untuk sesama, tapi kenapa malah dipikirin sok banget gitu?  Capek ya rasanya? Udah gini aja konfliknya? Belom masih ada lanjutannya.

Bicarain konflik sebagian dari kita mungkin menghubungkan kemasalah sahabat, kali ini masalah yang bab ke dua, kita punya sahabat  tapi enggak tau kenapa rasanya aneh gitu, kita udah percaya kepadanya kalau kita itu menganggepnya baik, tapi? Dia malah enggak bisa menerima kita. ditambah kita enggak tau sampai kapan dia bakal kayak gitu. Nyesek sih pasti, tapi masak kita tetep stay aja di kondisi suram ini? Ya enggaklah…

Gue baru nemuin payung yang bisa dibuka untuk jadi peneduh waktu kita dihujani konflik, mengutip dari apa yang dikatakan William Shakespeare “Semua hambatan dalam pelatihan istimewa ini adalah untuk menjadi lebih istimewa.” Waktu gue baca kata-kata ini dari sebuah buku, satu hal yang pengen gue ralat dari kamus pikiran gue  yang udah salah kaprah, ternyata semua masalah atau hambatan kita ini itu untuk menjadikan kita lebih istimewa. Coba bayangkan aja kalau kita hanya diliputi pelangi kebahagiaan? enak sih melihatnya,  terus kalau hujan tiba? kita enggak bisa melakukan apa-apa? basah kuyupkan? Bayangkan kalau kita begini…

Kita dihujani konflik yang begitu besar, tapi kita yakin kalau enggak ada badai yang abadi. So, kenapa kita harus takut untuk membuka payung kita, mencoba bertahan untuk menghadapi badai itu, atau mencari tempat peneduh, kalau udah badai selesai, apa yang kita lihat? Pelangi yang kita tunggu sebagai lambing kebahagiaan.

Kita seharusnya bersyukur kepada Maha Penyayang, Dia membimbing kita untuk menjadi pribadi yang kuat dalam  menghadapi badai, bukan menjadi pribadi yang senang terbuai dengan banyaknya keindahan dan kenyamanan semata. Mulai sekarang, kalau sobat dihujani konflik, jadikan semuanya sebagai kebahagiaan untuk menyambut pelangi yang akan kita lihat. Memang susah menjalaninya, yang penting kita yakin semua ini akan menuntun kita kepada jalan yang lebih baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS