Satire
-
Salahkah jika manusia menghadap Tuhan
Meraih puncak kemuliaan
Agar tidak disebut makhluk murahan
Dengan meninggalkan semua kesalahan
-
Aku percaya padamu
Namun pelacur atas nama agama melarang saudaraku
Terbang menyebarkan serbuk menambah malu
Mereka merubah bisa mematikan menjadi madu
-
Kemurnian saudaraku menghadap Sang Pencipta
Dirusak oleh sorban tak paham tentang agama
Jika ditanya apa penyebabnya, dia hanya malu merah merona
Badan tak berguna selalu menjadi buaya
-
Marah tak terkendalikan layaknya babi yang mengamuk
Mereka bilang tuhan cinta damai
Rumah Pengendali Alam tidak pernah batuk
Melindungi umat kesepian dalam gempita ramai
-
Rumah sang Pencipta dirantai
Memaksa saudara kami berada diluar
Merintih diatas duri kesedihan abadi
Semoga Sang Pemberi Peringatan segera membayar
Orang yang merusak nilai agama dan telah menciderai
-
Batu nisan sudah lama bunting
Dalam rayuan pembangkang sinting
Suasana terus menerus genting
Mayoritas dianggap penting
-
Tuhan menyuruh beribadah, manusia melarangnya
Perasaan saudara selalu diselimuti rasa merana
Sedih mendengarkan teriakan pena
Tidak dianggap oleh pemimpin fana
-
Negaraku dikenal pemilik pancasila
Tetapi sudah sering tidak dilaksanakan
Karena bukan untuk menyelesaikan semua bala
Melainkan kelu dengan nada tangga pintaan
-
Rumah Tuhan dibakar
Saudara kami dilarang beribadah
Pemimpin tidak menyelesaikan namun seperti saudagar
Tidak pernah mau mengalah
Mencari untung pecahan tembikar
-
Siapa yang seharusnya disalahkan
Negaraku atau agama cetakan
Pedoman hidup sudah mulai dilupakan
Ingatlah para pemakai sorban
Pemberi Rahmat dan Ridho mengajarkan
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
0 komentar:
Posting Komentar